Sabtu, 09 Maret 2013

Lirik dan chord cinta takkan kemana-mana PETRA SIHOMBING



F              C
Masihkah ada padamu
Dm               A#
Sedikit bayang diriku
F              C
Akankah suatu saat
Dm        C   A#
Kau berubah pikiran Dan kembali
F               C
Masihkah ada padamu
Dm               A#
Sedikit cinta untukku
F              C
Akankah suatu saat
Dm       A#
Kau kembali kepadaku
[chorus]
F                   Gm
Memang kita tlah jauh rasanya
C                   F
Memang kita sudah tak bersama
Dm                D#
Jika memang kita ditakdirkan
Gm
Tuk bersama slamanya
A#                  F  C
Cinta takkan kemana mana
Gm                 F  C  D#
Cinta takkan kemana mana
F               C
Masihkah ada padamu
Dm               A#
Sedikit cinta untukku
F              C
Akankah suatu saat
Dm       A#  C
Kau kembali kepadaku
intro: Dm A# C
chorus:
F                   Gm
Memang kita tlah jauh rasanya
C                   F
Memang kita sudah tak bersama
Dm                D#
Jika memang kita ditakdirkan
Gm
Tuk bersama slamanya
A#
Cinta takkan kemana mana
F Cm Gm A#
haaaaa haaa
F Cm Gm A#
haaaaa haaa
F               C
Masihkah ada padamu
Dm               A#
Sedikit cinta untukku

Kamis, 07 Maret 2013

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI


KERIPIK PISANG
(LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI)



DISUSUN

OLEH :


AYU NURUL IZZATI
XII IPA 3

SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG
2012-2013




HALAMAN PENGESAHAN

Judul Percobaan                      : Keripik Pisang
Tanggal Percobaan                  : 17 Mei 2012
Tempat Percobaan                   : Aneka Kripik WAGIMAN 1
Alamat Percobaan                   : Jl. Pagar Alam Segala Mider Tanjung Karang Barat
                                                  Bandar lampung
Narasumber                             : Ibu Natiyem
Pewawancara                          : 1. Ayu Nurul Izzati
                                                  2. Fazar Nur Widodo
                                                  3. Hesti Dwi Permata Sari
Sekolah                                   : SMA Negeri 16 Bandar Lampung



Bandar Lampung, Mei 2012


                                                                Penulis




KATA PENGANTAR

                Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT , karena dengan rahmatnya dan karuia-Nya kami selaku penyusun dapat menyelesaikan karya tulis tentang penelitian “Keripik Pisang”. Terimakasih juga kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
          
               Kami selaku penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah yang kami buat ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi semua pembaca. Amin
                                                                                                                                               





Bandar Lampung, Mei 2012

                                                                              PENULIS 







MOTTO dan PERSEMBAHAN


MOTTO:
1.       Mengerjakan sesuatu haruslah menurut apa yang telah ditentukan.
2.       Mengerjakan sesuatu hendaknya dilandasi dengan rasa tanggung jawab.
3.       Bekerja gotong royong untuk mencapai hasil yang maksimal.



PERSEMBAHAN:
Laporan ini saya persembahkan kepada:
1.       Orang tua kami tercinta.
2.       Ibu Hj.Zaini Yusuf,S.Pd selaku Kepala SMAN 16 Bandar Lampung
3.       Bapak Yorhanes S.Pd selaku pembimbing SMAN 16 Bandar Lampung
4.       Semua yang telah mendukung kegiatan ini.













DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... 2

KATA PENGANTAR................................................................................... 3

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ 4

DAFTAR ISI................................................................................................. 5

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 7

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 9 - 12

BAB V PENUTUP..........................................................................................
     1.  Kesimpulan......................................................................................... 13
      2. Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14
LAMPIRAN................................................................................................ 15 - 17






Bab 1
PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
        Kripik pisang adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng, atau dengan tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan pengolahan pisang menjadi kripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan/memperpanjang kemanfaatan buah pisang. Syarat mutu kripik pisang dapat mengacu SNI 01-4315-1996, Kripik Pisang.

        Kripik pisang-Standar Teknis ini berlaku untuk pembuatan Pisang menjadi Kripik Pisang. Prosedur Opersional Pengolahan Kripik Pisang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi penyiapan bahan baku Kripik pisang, penyiapan peralatan Kripik pisang dan kemasan Kripik pisang, pengupasan Kripik pisang dan pengirisan Kripik pisang, pencucian Kripik pisang dan perendaman Kripik pisang,  penggorengan Kripik pisang, penirisan minyak Kripik pisang, pemberian bumbu Kripik pisang, pengemasan Kripik pisang dan pelabelan Kripik pisang, serta penyimpanan Kripik pisang.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latarbelakang, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses pembuatan dan pemasaran kripik pisang.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakan penelitian ini adalah :
a. Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan materi dari pelajaran Biologi tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.
b. Untuk mengkaji dan menganalisa bagaimana proses  pembuatan dan pemasaran kripik pisang.
c. Sebagai sarana peningkatan wawasan dan juga ilmu bagi penulis sendiri khususnya tentang pengolahan kripik pisang.








BAB II
LANDASAN TEORI

a.      Usaha Keripik Pisang  
Usaha keripik pisang pada umumnya banyak terdapat dalam masyarakat kita terutama di daerah - daerah yang dekat dengan kota, usaha ini dilakukan sebagai usaha sambilan maupun utama yang dapat diusahakan dipekarangan rumah atau lahan – lahan yang kosong. Tempat penjualan ini bermacam – macam diantaranya ada yang dinamakan toko, kios dan lain – lain.


b.     Macam – macam Rasa Keripik Pisang Yang Di Jual
Pada masa modern ini masyarakat sudah banyak yang mengenal bermacam – macam variasi rasa keripik pisang yang mereka produksi yaitu  sebagai berikut :
  1. Keripik Pisang Strawberry
  2. Keripik Pisang Coklat
  3. Keripik Pisang Melon
  4. Keripik Pisang Jagung Bakar
  5. Keripik Pisang Balado


BAB III
METODE PENELITIAN

a.      Metode yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penjelasan suatu masalah. Selain itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatori, yaitu metode yang menjelaskan apa, bagaimana hasil dari pada penelitian itu sendiri.

b.     Latar Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan melalui wawancara langsung dengan narasumber Ibu Natiyem, dan melakukan observasi atau kunjungan ke tempat penjualan keripik di jalan Pagar Alam Segala Mider Tanjung Karang Barat, Bandar lampung.

c.       Sumber Data
Dengan melakukan kunjungan langsung ke tempat penjualan dan dengan melakukan Browssing pada situs – situs internet yang berhubungan dengan pembuatan keripik pisang .

d.     Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan mewawancarai narasumber pemilik tempat pembuatan keripik pisang dan melakukan browsing di internet, sehingga ada korelasi antara judul karya tulis dengan teori serta pelaksanaan penelitian itu sendiri.

e.          Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu metode analisa data dengan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh.



BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat keripik pisang adalah sebagai berikut:

1. Pisang
Bahan baku dalam pembuatan kripik pisang adalah pisang mentah. Pisang yang dipilih adalah pisang yang sudah tua dan masih mentah sehingga mudah diiris-iris/dirajang tipis- tipis dan dibentuk sesuai dengan selera konsumen. Syarat Mutu Pisang Kepok Kuning Segar dapat mengacu pada SNI 01 – 4481 – 1998.

2. Air Bersih
Air dalam pembuatan kripik pisang digunakan untuk mencuci pisang. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan air minum dan air bersih sesuai standar
Permenkes RI No. 416/MENKES/PERK/IX/90. Air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak mengandung zat yang membahayakan.

3. Minyak goreng
Minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa atau minyak kelapa sawit yang bermutu baik (jernih dan tidak tengik), sesuai SNI 01 – 3741 – 2002. Penggunaan minyak goreng dengan kualitas rendah akan menghasilkan keripik yang tidak tahan lama (cepat tengik).

4. Larutan Natrium Bisulfit (Na2SO3)
Larutan Natrium Bisulfit 0,3% - 0,5% digunakan untuk merendam pisang agar tidak terjadi perubahan warna menjadi coklat. Di perdesaan larutan ini dapat diganti dengan potongan-potongan daun sirih.

Dalam pembuatan keripik pisang dapat ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP). Tujuan penambahan bahan tambahan pangan ini adalah untuk memperbaiki tekstur, rasa, dan penampakan. Penggunaan bahan-bahan tersebut baik jenis maupun jumlahnya harus memenuhi persyaratan yang direkomendasikan. Persyaratan bahan tambahan pangan mengacu pada SNI 01-0222-1995,

 Bahan yang ditambahkan dalam pembuatan kripik pisang adalah :

1. Gula pasir
Fungsi gula dalam pembuatan kripik pisang adalah untuk memberikan rasa manis. Gula pasir dibuat sirup terlebih dahulu dengan perbandingan 1 kg gula pasir dilarutkan dalam 5 gelas air. Gula yang digunakan harus bermutu baik, yaitu kering, tidak bau apek atau masam, tidak nampak adanya ampas atau bahan asing dan berwarna putih. Standar gula kristal putih (SNI 01-3140-2001).

2. Garam dapur
Fungsi garam dapur adalah untuk memberi rasa asin. Garam yang digunakan adalah garam beryodium (SNI 01 – 3556 – 2000).


Peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kripik pisang antara lain:
1. Baskom
2. Alas Telenan
3. Alat perajang (slicer)
4. Pisau stainless steel
5. Ember plastik
6. penggorengan (wajan)
7. Vacuum Frying
8. Sealer
9. Tungku atau kompor atau kompor gas
10. Tampah/nyiru/wadah
11. Container plastik
12. Plastik Polipropilen (PP) ketebalan 0,8 mm/aluminum foil
13. Label

Tahapan-tahapan poses yang harus dilakukan dalam pembuatan keripik pisang adalah sebagai berikut:

a. Pengupasan dan Pengirisan
Pisang dikupas, kemudian diiris tipis-tipis (tebal 2 – 3 mm) secara memanjang atau melintang, langsung ditampung dalam bak perendaman untuk menghindari proses oksidasi enzim fenolase yang ada dalam getah pisang.

b. Perendaman
Hasil irisan direndam dalam larutan natrium bisulfit (Na2SO3) 0,3 – 0,5% selama 10 menit lalu ditiriskan.

c. Penggorengan
Irisan buah pisang digoreng menggunakan minyak yang cukup banyak sehingga semua bahan terendam. Tiap 1 kg irisan pisang membutuhkan 3 liter minyak goreng. Selama penggorengan, dilakukan pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan dilakukan sampai kripik cukup kering dan garing. Hasil penggorengan disebut dengan kripik pisang. Untuk mendapatkan keripik pisang dengan rasa manis dapat dilakukan penaburan dengan gula halus.

d. Penirisan minyak
Hasil penggorengan pertama ditiriskan dengan menggunakan peniris minyak hingga minyak yang ada menetes tuntas.

e. Pemberian Bumbu
Untuk melayani konsumen yang memiliki selera berbeda-beda, dapat diciptakan rasa kripik pisang yang beraneka rasa, misalnya kripik pisang manis, kripik pisang asin, dan kripik pisang pedas.

Caranya adalah sebagai berikut :

1. Kripik Pisang Rasa Manis
Penyiapan larutan gula. Gula pasir putih dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 kg gula : 250 ml air, dan diaduk-aduk sampai larut merata. Setelah itu larutan dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, api segera dikecilkan untuk menjaga larutan gula tetap panas dan cair. Pencelupan dalam larutan gula. Keripik yang telah ditiriskan segera dicelupkan ke dalam larutan gula, diaduk sebentar agar merata, lalu diangkat dan didinginkan / dianginanginkan.

2. Kripik Pisang Rasa Asin
Kripik pisang yang sudah digoreng setengah kering dicelupkan ke dalam larutan garam dengan perbandingan 1:100

3. Kripik Pisang Rasa Pedas
Kripik pisang yang sudah digoreng setengah kering dicelupkan ke dalam larutan bumbu yang terdiri dari cabe, bawang putih, dan garam. Setelah itu larutan dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, api segera dikecilkan untuk menjaga larutan bumbu pedas tetap panas dan cair.

Siapkan bumbu yang telah dihaluskan, seperti gula halus, garam halus, cabe bubuk, coklat bubuk yang sudah diolah, seasoning (bumbu siap saji). Keripik pisang yang telah digoreng dan dingin ditaburi bahan-bahan atau bumbu dalam suatu kantong plastik, kemudian kantong plastik dibolak balik sedemikian rupa sehingga bumbu dapat melapisi secara merata.

Penggorengan vacuum merupakan cara pengolahan yang tepat untuk menghasilkan kripik buah pisang dengan mutu tinggi. Cara menggoreng dengan menggunakan penggoreng vacuum (hampa udara), akan menghasilkan kripik dengan warna dan aroma buah asli serta rasa lebih renyah dan nilai gizi tidak banyak berubah. Kerenyahan tersebut diperoleh karena proses penurunan kadar air dalam buah terjadi secara berangsur-angsur dengan suhu penggorengan yang rendah. Pisang yang biasa digunakan untuk pembuatan keripik menggunakan vacuum frying adalah pisang dengan tingkat kematangan penuh > 80%.

Cara menggoreng dengan menggunakan penggorengan vakum sebagai berikut :

  A. Isi bak air sampai ejector tercelup sedalam ± 3 cm dan usahakan temperatur air bersuhu   <   270C selama penggorengan berlangsung.
  B. Isi tabung penggorengan dengan minyak goreng hingga setengah volume
  C. Atur kedudukan jarum penyetel suhu pada 85oC – 95oC, kemudian hubungkan steker boks pengendali suhu dengan sumber listrik.
  D. Masukkan bahan irisan pisang ke dalam keranjang penggoreng
  E. Nyalakan kompor elpiji untuk memanaskan minyak sampai suhu 900 C dan usahakan suhu konstan selama penggorengan.
  F. Tutup tabung penggorengan
  G. Nyalakan pompa air
  H. Tunggu sampai tekanan di dalam tabung mencapai minimal – 76 cmHg, pastikan tidak ada yang bocor
  I. Putar keranjang penggorengan dengan menggunakan tuas setengah putaran (1800)
  J. Biarkan proses penggorengan berlangsung sampai kaca indikator sudah tidak ada lagi uap air/embun dan suara gemersik sudah hilang. Selama penggorengan berlangsung usahakan sesering mungkin mengaduk dengan memeutar tuas berkali-kali.
  K. Kembalikan posisi keranjang penggorengan di atas minyak penggorengan
  I. Biarkan selama 5 menit agar minyak yang ada di dalam bahan dan keranjang tertiriskan.
 M. Buang tekanan dengan membuka katup pembuang tekanan dan tekan tombol off untuk mematikan mesin vakum
  N. Buka tutup tabung penggoreng dan tutup keranjang penggorengan
  O. Ambil hasil penggorengan dan langsung dimasukkan ke dalam mesin spinner dan hidupkan mesin spinner selama 2-3 menit.
  P. Hentikan mesin spinner, aduk keripik pisang, lalu nyalakan lagi selama 1 menit
  Q. Keluarkan kripik dari mesin spinner dan didinginkan.

Contoh cara pemakaian minyak goreng yang ekonomis:
- Minyak baru ditambah 120 ppm TBHQ (120 mg/kg minyak)
- Panaskan, goreng sampai matang
- Agar minyak selalu baik, tambahkan 30 mg per kg minyak setiap jam. Jika awal pakai 5 kg minyak, tambahkan 150 mg TBHQ
- Selesai menggoreng, api dimatikan, tambahkan 30 ppm/kg TBHQ (150 mg)
  Saran : jika minyak bekas akan dipakai lagi, maka diperlukan penambahan minyak baru dengan perbandingan minyak bekas : minyak baru 1 : 1 (jika intesitas pemakaian dalam satu hari lebih dari 3 (tiga) kali (sering) atau 3 : 1 (jika intesitas pemakaiannya kurang dari 3 (tiga) kali.

Proses sortasi dilakukan untuk mengklasifikasi kualitas atau mutu dengan cara memilah dan mengelompokkan berdasarkan ukuran, warna, dan bentuk keripik yang dihasilkan, dilakukan
secara manual.

1. Pengemasan
Proses pengemasan bertujuan untuk meningkatkan daya simpan produk. Bahan pengemas yang umum digunakan untuk kripik pisang adalah plastik polipropilen dengan ketebalan minimal 0,8 mm atau aluminium foil. Pengemasan produk yang berupa kripik sebaiknya menggunakan mesin pengemas vakum (vacuum sealer). Ruang pengepakan usahakan mempunyai kelembaban udara (RH) yang rendah mengingat sifat keripik vakum ini higroskopisitasnya tinggi misalnya dilakukan dalam ruang ber-AC. Setelah produk dikemas, dilakukan pemeriksaan terhadap penutupan kantong plastik.

2. Pelabelan
Pelabelan makanan harus mengikuti ketentuan PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Pemberian label bertujuan untuk memberi informasi tentang produk dan memberi penampilan yang menarik. Informasi terdiri dari nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama produsen, tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa, nomor registrasi, serta label Halal.

Penyimpanan produk akhir sebaiknya dilakukan di ruang yang terpisah dengan ruang penyimpanan bahan baku. Dalam proses pengangkutan dihindarkan dari kerusakan fisik dan pengaruh cahaya sinar matahari langsung untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Apabila semua faktor tersebut dilakukan dengan benar, maka kripik pisang yang dikemas dengan menggunakan plastik propilen dapat bertahan 3 bulan, jika menggunakan alumunium foil bisa mencapai ± 1 (satu) tahun. Sebab alumunium foil kedap uap air dan oksigen serta sinar ultra violet dari sinar matahari.



BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
     Keripik Pisang merupakan makanan khas Lampung yang sering dijadikan buah tangan wisatawan lokal maupun domestik. Khususnya di Kota Bandar Lampung merupakan sentral produsen terbesar keripik tepatnya di daerah JL.Pagar Alam salah satu pengusaha keripik yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun domestik yaitu Aneka Keripik ”Wagiman”.
     Keripik Pisang di toko keripik Wagiman memiliki banyak variasi rasa dari rasa coklat, rasa strawberry, rasa balado, rasa melon , rasa barbeque, dan lain-lain. Tidak hanya keripik pisang yang dijual tetapi masih banyak jenis keripik   yang dijual seperti keripik talas, keripik mantang, keripik singkong, keripik sukun, kemplang, kopi, kerupuk. Harga bermacam-macam dari berkisar Rp.5000,- sampai Rp.25.000,- terjangkau.

Saran
Pengusaha Keripik Pisang
- Sebaiknya para penjual keripik lebih mementingkan kualitas agar konsumen lebih tertarik.
- Para pedagang keripik sebaiknya membenahi tempat dagangannya agar terlihat rapi, bersih,        dan  menarik.
- Agar Keripik lebih dikenal masyarakat luas sebaiknya pemasaran keripik disebar ke kota-kota besar melalui situs internet dan pamasaran langsung.





DAFTAR PUSTAKA


Wagiman,1997, Ruko Keripik. Jln Pagar Alam
HTTP:// petanitangguh.blogspot.com/2010/03/kripik-pisang.htmLV//
HTTP:// wikipedia.org,contoh karya ilmiah
P.tukan,SPd.2006, Mahir Berbahasa Indonesia 2.yudistira




 

CHORD GITAR SEMENJAK ADA DIRIMU

F A#
tak pernah kuduga
F A#
semuanya berubah
F A#
saat kau memandangku
F A#
bergetar hati ini

A# C Dm C Am
kau berikan harapan tentang
A# C
warna warni hariku

[reff1]
A# Am
semenjak ada dirimu
Gm F
dunia terasa indahnya
A# Am
semenjak kau ada disini
Gm F
kumampu melupakannya

F A# F A#

F A#
kini aku tak sabar
F A#
ingin hati kau untukku
F A#
nyatakanlah kepadaku
F A#
janji indah yang kutunggu
A# C Dm C Am
semua kini telah bersinar lagi
A# C
takkan kuingat dia

to : [reff1]

[reff2]
A# Am
semenjak ada dirimu
Gm F
dunia terasa indahnya
A# Am
semenjak kau ada disini
Gm F
tak ingin melepaskanmu

F A#
where are you
F A#
when I needed you
C# F# C
Now that I found someone new

A# C Dm C Am
kau berikan harapan tentang
Gm
warna warni hariku
C
warna warni hariku

to : [reff1]


C Bm
semenjak ada dirimu
Am G
dunia terasa indahnya
C Bm
semenjak kau ada disini
Am G
tak ingin melepaskanmu

C Bm
semenjak ada dirimu
Am G
dunia terasa indahnya
C Bm
semenjak kau ada disini
Am G
kumampu melupakannya

ARTIKEL-BAHASA INDONESIA


Anak cerdas istimewa adalah anak berrisiko

Orang tua adalah salah satu figur terpenting dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya. Tugas yang berat ini, dirasakan kini semakin berat karena tuntutan pengasuhan dan pendidikan memerlukan dasar-dasar kuat yang dapat lebih dipertanggungjawabkan (evidence based practice in the childhood field) demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengantarkan buah hatinya agar kelak menjadi manusia yang bertanggung jawab dan mampu berfungsi secara baik di tengah masyarakat.
Manakala buah hatinya mempunyai tumbuh kembang yang berbeda dengan temanteman sebayanya maka tugas itu menjadi semakin berat lagi. Karena mereka harus mampu menjadi observer yang piawai terhadap kemajuan maupun ketertinggalan perkembangan anak-anaknya, mencatat perubahan apa saja yang terjadi, sekaligus menjadi pengasuh dan pendidik di rumah yang tangguh, dan harus pula memenuhi tuntutan mampu bekerjasama secara baik dengan guru sekolah. Mereka juga harus mampu melihat hal-hal yang mungkin akan terjadi, serta tindakan apa saja yang harus diberikan dalam rangka melakukan stimulasi, intervensi dan tindakan pencegahan untuk menghindari dampak negatip sebagai akibat ketidak selarasan perkembangan. Singkat kata, ia harus mengahadapi anak dalam kelompok anak berrisiko. Anak dan orang tua membutuhkan perhatian khusus yang terus menerus, dan membutuhkan bimbingan bukan hanya dari satu orang tenaga professional, tetapi dari banyak profesi dan guru secara multidisiplin dan terpadu. Melakukan pendekatan ke dua arah sekaligus, yaitu kepada kesulitan yang terjadi akibat disinkronitas perkembangannya, dan juga ke arah faktor kuat yang dimiliki anak.


Dalam hal anak cerdas istimewa, faktor kuatnya adalah kecerdasan istimewa dan bakat istimewa yang dimilikinya, faktor ini juga memerlukan dukungan yang seksama agar ia dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana dirinya, meningkatkan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri yang positip. Indonesia, adalah sebuah negara besar yang tengah mengalami transisi, dari masyarakat tribal atau masyarakat rumpun dengan keunikan sistem sosial, sistem nilai dan kekerabatannya, ke arah masyarakat moderen yang membutuhkan dukungan keprofesionalan dan ilmu pengetahuan yang baik (evidence based practice). Dalam kondisi transisi inilah para orang tua dapat menjadi “korban” tarik menarik, antara bentuk pengasuhan tradisional dalam keluarga masyarakat rumpun dan bentuk pengasuhan moderen. Ataupun antara bentuk pengasuhan moderen yang didukung oleh ilmu pengetahuan moderen (evidence based practice) dengan bentuk pengasuhan alternative moderen (pseudoscience) yang lebih banyak dilatar belakangi oleh bentuk komersial bahkan fraudulence (penipuan) yang kini marak di masyarakat dunia2. 

Apalagi hingga kini dalam sistem kesehatan nasional belum ada 2 Bentuk pengasuhan yang dilatarbelakangi oleh fraudulence dan pseudoscience ini antara lain penggunaan smart drugs, megadosis vitamin, berbagai preparat yang dianggap merangsang otak, food supplement yang ditawarkan sebagai obat, mengajari bayi membaca dan matematika dengan menggunakn flash card, menstimulasi batita dengan CD Rom, muscle touch therapy, dan sebagainya. 5 sistem pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak secara berkala serta detil oleh tenaga kesehatan (dokter anak tumbuh kembang), sehingga para orang tua juga tidak mempunyai konsultan tetap dalam upaya pemantauan anak-anaknya. Bahkan orang tua tidak mempunyai catatan tumbuh kembang anak-anaknya.Situasi tarik-menarik ini dapat dirasakan dalam berbagai diskusi baik diskusi tatap muka saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, media cetak, maupun diskusi maya melalui mailinglist. Sehingga tak ayal sering terjadi debat panas yang meruntuhkan hati, maupun kebingungan pengetahuan. Konflik antar orang tua dapat terlihat untuk memperebutkan legitimasi interes masing-masing. Antara yang berlatar belakang tradisional, komersial ataupun yang ideal.
 
Kembali kepada bahwa Indonesia adalah suatu bangsa yang tengah mengalami transisi, dan transisi ini dapat memunculkan “korban” manakala masyarakat tidakmmendapatkan bimbingan yang baik oleh berbagai tenaga profesi secara terpadu. Terlebih bila dalam kelompok professional terdapat perpecahan pendapat, maka situasi ini akan lebih memberikan “rasa hancur” di hati para orang tua dan kehilangan kepercayaan terhadap kelompok professional dan praktisi.

Perpecahan pendapat pihak profesi yang berlanjut pada kebingunan para orang tua, maka dampak akhirnya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan tumbuh kembang anak dan pendidikan yang sesuai dengan kondisi anak. Contoh situasi ini dapat kita rasakan dalam rangka pengasuhan dan pendidikan anak-anak cerdas istimewa (gifted children) terutama yang mengalami disinkronitas perkembangan. Area cerdas istimewa saat ini di Indonesia menjadi area yang sangat kontroversial. Bukan hanya dari teori giftedness yang menjadi dasar tatalaksana deteksi & diagnosa – tetapi juga masih belum dikenalnya secara luas tumbuh kembang dan personalitas anak cerdas istimewa di kalangan profesi sendiri, serta belum ada pedoman yang memadai bagaimana bentuk pendidikan yang dirasa dapat memenuhi tuntutan
penanganan faktor kuat dan faktor lemah anak, maka area ini menjadi debat yang paling panas dimasa kini. Pada ujungnya sebagian masyarakat terpaksa memilih bentuk sekolah rumah, yang pengaturannya juga belum jelas, apalagi bagi anakanak berkebutuhan khusus.

ARTIKEL PENDIDIKAN INDONESIA


Pendidikan Indonesia

Seiring perkembangan zaman dunia pendidikan pun mengalami perubahan yang sangat drastis termasuk pendidikan Indonesia. Pendidikan Indonesia semakin berkembang dari tahun ke tahun, kebijakan-kebijakan pemerintah terbukti membawa berbagai perubahan di pendidikan Indonesia. Akan tetapi dari berbagai macam kebijakan yang diambil terdapat pro dan kontra, tapi hal ini patut dimaklumi mengingat di dunia ini tiap individu ataupun golongan memiliki pola pikir yang berbeda-beda. Hal tersebut sesuai dengan wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan golongan dan tentu saja perbedaan tersebut sulit untuk dihindari.

Pendidikan Indonesia mulai diperhatikan oleh pemerintah, pemerintah sudah serius menangani masalah pendidikan Indonesia. Terbukti dari 20% APBN ditujukan untuk kepentingan bidang pendidikan. Kita patut memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hal tersebut.

Sekarang ini pendidikan di beberapa daerah di Indonesia sudah menjalangkan pendidikan gratis. Hal ini membawa dampak positif khususnya bagi para masyarakat yang memiliki tingkat perekonomian rendah. Mereka sudah bisa mengecap dunia pendidikan yang dulu bagi setiap orang dianggap mahal dan timbul fenomena dan pradigma bahwa pendidikan hanya milik orang kaya, orang miskin dilarang sekolah.

Pendidikan di Indonesia merupakan sebuah polimik yang tidak akan kunjung habis. Saat ini banyak instansi yang menyindir dan mempertanyakan “Apakah kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah di bidang pendidikanberbanding lurus dengan hasil yang diharapkan?”.

Bagi para pendidik yang memenuhi kualifikasi diberikan penghargaan berupa gaji dua kali gaji pokok ketika mereka telah menyandang gelar guru atau pengajar profesional. Para pengajar, pendidik berbondong-bondong untuk meraih status dan penghargaan tersbut tanpa memikirkan “Apa mereka layak mendaptkan hal tersbut?”.

Tidak sedikit dari beberapa guru yang telah mendapatkan status tersebut melalui prosedur yang telah ditentukan. Akan tetapi masyarakat bayak yang resah melihat kenyataan guru yang telah mendapatkan status sebagai guru professional ternyata tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan bagi perkembangan peserta didik mereka. Sebut saja membuat perangkat pembelajaran mereka tidak ahli bahkan ada yang tidak bisa membuat perangkat pembelajaran sama sekali.

Sistem penilaian atau penentuan kelulusan Ujian Nasional juga merupakan problem yang tidak kalah pentingnya. Mengingat penentuan kelulusan bukan lagi hanya ditentukan oleh Ujian Akhir Nasional akan tetapi juga dipengaruhi hasil belajar para peserta didik di sekolah mereka masing-masing dengan melihat nilai Rapor mereka. Karena guru malu ketika ada siswa mereka tidak lulus maka ditempu segala cara agar anak didik mereka lulus. Kepala Sekolah malu, Kepala Dinas malu, Bupati malu, dan Gubernur malu ketika wilayah yang mereka pimpin banyak siswa mereka yang tidak lulus sehingga merekapun memberikan isyarat agar para siswa tersebut bisa lulus dengan istilah “Main cantik”.

Mau dikemanakan negeri ini?Karena mereka malu, sehingga menempuh segala cara agar mendapat penghargaan yang layak tanpa peduli dosa apa yang telah mereka perbuat. Budaya malu memang sangat perlu dilestarikan akan tetapi malu pada tempat yang tidak seharusnya adalah perbuatan yang sungguh tidak pantas dilakukan oleh para oknum yang bekerja di dunia pendidikan. Sebagai pendidik perbanyaklah Istigfar karena dosa yang kita perbuat tidaklah sedikit, jangan sampai amal jariyah(Ilmu yang bermanfaat) yang Anda harapkan dari mengjar malah terjadi sebaliknya Dosa Jariyah (Dosa yang turun temurun Anda ajarkan).

Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain, harusnya membuat kita lebih termotivasi untuk berbenah diri. Banyaknya masalah pendidikan yang muncul ke permukaan merupakan gambaran praktek pendidikan kita : 

1. Kurikulum 
Kurikulum kita yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap saja. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dalam mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum. Perubahan kurikulum yang terus-menerus, pada prateknya kita tidak tau apa maksudnya dan yang beda hanya bukunya. Contohnya guru, banyak guru honorer yang masih susah payah mencukupi kebutuhannya sendiri. Kegagalan dalam kurikulum kita juga disebabkan oleh kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap kurikulum baru. Elemen dasar ini lah yang menentukan keberhasilan pendidikan yang kita tempuh

2. Biaya 
Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang ngomong, kalau pengen pendidikan yang berkualitas konsekuensinya harus membayar mahal. Pendidikan sekarang ini seperti diperjual-belikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri seolah membiarkan saja dan lepas tangan. Apa mereka sudah mengenyam pendidikan?? Akhir-akhir ini pemerintah dalam sistem pendidikan yang baru akan membagi pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Ironis sekali bila kebijakan ini benar-benar terjadi.

3. Tujuan pendidikan 
Katanya pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan. Lihat saja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik dari masyarakat ataupun pejabat-pejabat).

4. Disahkannya RUU BHP menjadi Undang- Undang 
DPR RI telah mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) menjadi Undang-Undang. Namun, disahkannya UU BHP ini banyak menuai protes dari kalangan mahasiswa yang khawatir akan terjadinya komersialisasi dan liberalisasi terhadap dunia pendidikan. Segala aspirasi dan masukan, sudah disampaikan kepada Pansus RUU BHP. UU BHP ini akan menjadi kerangka besar penataan organisasi pendidikan dalam jangka panjang.

5. Kontoversi diselenggaraknnya UN 
Kedua, aspek yuridis. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik. Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana UN.

6. Kerusakan Fasilitas 
sekolah Nanang Fatah, pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan, sekitar 60 persen bangunan sekolah di Indonesia rusak berat. Di wilayah Jabar, sekolah yang rusak mencapai 50 persen. Kerusakan bangunan sekolah tersebut berkaitan dengan usia bangunan yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak tahun 2000-2005 telah dilaksankan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank Dunia, dengan mengucurkan dana Bank Dunia pada Komite Sekolah.